Selamat Datang Di Radio Toe Pro FM 98,5 MHz Edas ...Tandang Rumawat Budata Karawang

Get the Flash Player to hear this stream.

Popular Posts

Tags

Showing posts with label Seni Sunda. Show all posts
Showing posts with label Seni Sunda. Show all posts

Monday, September 19, 2016

Kesenian Topeng Banjet Adalah Kesenian Tradisional Karawang

Kesenian Topeng Banjet adalah kesenian tradisional yang termasuk kedalam teater tradisional. Kesenian Topeng Banjet merupakan seni pertunjukan rakyat yang diawali dengan lawakan dengan Topeng Banjet kemudian diteruskan dengan pertunjukan seni drama tradisional. Topeng Banjet adalah kesenian tradisional khas Kabupaten Karawang. Menurut sejumlah tokoh, penamaan Topeng Banjet hanya berupa istilah untuk membedakan topeng tradisional dengan topng daerah Indramayu, Cirebon dan Jawa yang mengamen hingga pesisir Karawang.
Topeng Banjet sangat khas dengan bahasa sundanya yang kasar dan waditra pengiringnya. Waditra atau pengiring Topeng Banjet sangat khas terdapat pada kendang, kecrek, dan goong buyung (gong kecil). Musik Topeng Banjet dimainkan menyerupai suara bancet (sejenis katak) bersahutan.

Pada masa sekarang dalam pementasan kesenian Topeng Banjet tidak ada pemain yang memakai Topeng namun pada masa silam dalam sebagian pementasannya ada yang menggunakan Topeng, yaitu pada babak Ngajantuk dan babak Ngedok. Pemakain topeng ini hanya sampai tahun 1949, sebab semenjak itu dilarang oleh penguasa setempat pada masa itu (Batalion X). Dengan dihapusnya pemakaian topeng itu maka hapuslah babak Ngajantuk itu sampai sekarang. Walaupun demikian pemakain kata Topeng tetap dipakai untuk penamaan kesenian Topeng Banjet.
 

Sepanjang sejarah perkembangan Topeng Banjet telah mengalami beberapa perubahan,  meskipun secara umum masih bersifat tradisional. Busana yang dipakai oleh nayaga umumnya pakaian bebas (seadanya), bahkan pada masa silam ada yang cukup memakai kaos oblong saja dan pakaian luar biasanya dibungkus dengan sarung yang dikaitkan di pinggangnya.Pada masa kini telah dimulai ada perubahan yaitu pada beberapa grup kesenian Topeng Banjet telah memakai pakaian seragam (kostum) khususnya bagi para nayaga. Pakaian pelawaknya juga bebas, ada kalanya pelawak laki-laki pada jaman dahulu yang sama sekalai tidak memakai baju dan bagian bawah cukup bersarung tenun saja. Pemeran Si Jantuk biasanya berikut kepala atau berkopiah dan memakai jubah/mantel dan membawa tiruan golok dari kayu. Sedangkan pakaian ronggeng (Topeng) yaitu disamping pakaian biasa, berkebaya yang tangannya sampai di tengah pergelangan (tangan pendek) memakai kainpanjang sampai ujung kaki, pinggimya tidak dilipat-lipat.
Pada masa lalu kesenian Topeng Banjet berfungsi sebagai pelengkap upacara-upacara tradisional seperti di dalam kegiatan panen padi. Pada perkembangan selanjutnya, fungsi kesenian Topeng Banjet yaitu digunakan dalam kegiatan lainnya seperti dalam acara hiburan hajatan perkawinan, khitanan, acara penyambutan tamu, pesta-pesta, juga pada acara hiburan peringatan hari-hari nasional, serta hiburan lain, seperti kegiatan­kegiatan festival di berbagai tempat. Kesenian Topeng Banjet juga berkembang menuju profesionalisme karena sering diundang dalam suatu kegiatan dengan memperoleh imbalan. Namun, pada hakekatnya Topeng Banjet dimaksudkan untuk menyampaikan pesan-pesan heroik melalui cerita dan lawakan.
Begitu kaya ragam budaya Indonesia, mari lestarikan dengan senantiasa ikut menjaganya. Agar anak cucu kita nantinya masih dapat melihat seni dan budaya Indonesia yang tidak hanya indah namun juga memberikan pelajaran-pelajaran hidup melalui cerita dan lawakan seperti kesenian Topeng Banjet. (rzl)
sumber : hastabanana101.blogspot

Friday, September 9, 2016

Ajeg Kala Candra Sunda

Karawang Ngabuana
Nuhun taneuh, nuhun cai, nuhun angin nuhun seuneu, nuhun atikan luhung papagon pasti tali paranti dihin pinasti boh dina tetengger boh dina daluang sarga jeung parwa nu nyesa dilemah cai. mundut widi seja mintonkeun peperenian alam katukang mukakeun tutungkusan luhung para karuhun jeung kamonesan rancage dina calagra Pabaru Sunda 1953 caka 'Ajeg kala Candra Sunda Karawang Ngabuana'

a. tatalu (13. 30 - 15.00)
baraya etnik Sunda Ogaswara

b. prosesi ritual seren windu unggah jaman (15.00 - 17.30)
1. kirab
2. rajah
3. rampak karinding
4. dongdang tumpeng
5. ajeng
6. gotra sawala
7. tutup

c. Karyaan (19.30 - 00.00)
1. ibing Soja - SMA Batujaya
2. Pencak Silat - padepokan loka Sampoerna
3. Karinding - Sora Awi Ngabuana
4. rampak jaipong - Malati Ligar
5. Atraksi - Baraya Alam Rengas Dengklok
6. Ketuk Tilu - Mojang Dangiang
6. Tari Topeng -  Shandulur
5. Senandung Karawang - Kang Cucu
6. Solo Jaipong - Puri Emily
7. ngawitan nyebar novel budaya 'Satria Kabuyutan' - Sundapura
8. Debus nyurup oray ku gamelan- Sobrot Sunda Buhun
9. Musik Kolaborasi etnik 'Ritual Sugesti' - Svaragenta
10. mythologi threatical 'Sri raga nu ngajati' - Lumbung teater & Rimbun teater
11. Du'a & tutup

waras, waluya, marteda ka Nu Maha Kawasa ...

#RahayuKarawang

Friday, September 2, 2016

Wayang Golek

Wayang Golek 

adalah suatu seni tradisional sunda pertunjukan wayang yang terbuat dari boneka kayu, yang terutama sangat populer di wilayah Tanah Pasundan, Daerah penyebarannya terbentang luas dari Cirebon di sebelah timur sampai wilayah Banten di sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat sering pula dipertunjukkan pergelaran Wayang Golek 
mengatur gamelan Wayang adalah bentuk teater rakyat yang sangat populer, terutama di pulau Jawa dan Bali. Orang sering menghubungkan kata “wayang” dengan “bayang”, karena dilihat dari pertunjukan wayang kulit yang memakai layar, di mana muncul bayang-bayang. Di Jawa Barat, selain dikenal wayang kulit, yang paling populer adalah Wayang golek . Istilah golek dapat merujuk kepada dua makna, sebagai kata kerja kata golek bermakna 'mencari', sebagai kata bendagolek bermakna boneka kayu.[1] Berkenaan dengan wayang golek, ada dua macam di antaranya wayang golek papak (cepak) dan wayang golek purwa yang ada di daerah Sunda. Kecuali wayang orang yang merupakan bentuk seni tari-drama yang ditarikan manusia, kebanyakan bentuk kesenian wayang dimainkan oleh seorang dalang sebagai pemimpin pertunjukan yang sekaligus menyanyikan suluk, menyuarakan antawagu dan lain-lain.
Sebagaimana alur cerita pewayangan umumnya, dalam pertunjukan wayang golek juga biasanya memiliki lakon-lakon baik galur maupun carangan. Alur cerita dapat diambil dari cerita rakyat seperti penyebaran agama Islam oleh Walangsungsang dan Rara Santang maupun dari epik yang bersumber dari cerita Ramayana dan Mahabarata dengan menggunakan bahasa Sunda dengan iringan gamelan Sunda (salendro), yang terdiri atas dua buah saron, sebuahpeking, sebuah selentem, satu perangkat boning, satu perangkat boning rincik, satu perangkatkenong, sepasang gong (kempul dan goong), ditambah dengan seperangkat kendang (sebuah kendang Indung dan tiga buah kulanter), gambang dan rebab.
Dalam pertunjukan wayang golek, lakon yang biasa dipertunjukan adalah lakon carangan. Hanya kadang-kadang saja dipertunjukan lakon galur. Hal ini seakan menjadi ukuran kepandaian para dalang menciptakan lakon carangan yang bagus dan menarik. Beberapa dalang wayang golek yang terkenal di antaranya Tarkim, R.U. Partasuanda, Abeng Sunarya, Entah Tirayana, Apek, Asep Sunandar Sunarya, Cecep Supriadi, dll. Pola pengadegan wayang golek adalah sebagai berikut;
1.   Tatalu, dalang dan sinden naik panggung, gending jejer/kawit, murwa, nyandra, suluk/kakawen, dan biantara;
2.   Babak unjal, paseban, dan bebegalan
3.   Nagara sejen
4.   Patepah
5.   Perang gagal
6.   Panakawan/goro-goro
7.   Perang kembang
8.   Perang raket
9.   Tutug
Salah satu fungsi wayang dalam masyarakat adalah ngaruat (ruwat), yaitu membersihkan dari kecelakaan (marabahaya). Beberapa orang yang diruwat (sukerta), antara lain:
1.   Wunggal (anak tunggal)
2.   Nanggung Bugang (seorang adik yang kakaknya meninggal dunia)
3.   Suramba (empat orang putra)
4.   Surambi (empat orang putri)
5.   Pandawa (lima putra)
6.   Pandawi (lima putri)
7.   Talaga Tanggal Kausak (seorang putra dihapit putri)
8.   Samudra hapit sindang (seorang putri dihapit dua orang putra), dan sebagainya.
9.  Sejarah perkembang
10. 

11.  Wayang Golek si Cepot
12.  Pada awal kemunculannya, kesenian wayang kayu lahir dan berkembang di wilayah pesisir utara pulau Jawa pada awal abad ke-17 di mana kerajaan Islam tertua di Pulau Jawa yaituKesultanan Demak tumbuh disana, dengan menggunakan Bahasa Jawa dalam dialognya. Menurut legenda yang berkembang, Sunan Kudus menggunakan bentuk wayang golek awal ini untuk menyebarkan Islam di masyarakat.
13.  Kesenian wayang golek berbahasa Sunda yang saat ini lebih dominan sendiri diperkirakan mulai berkembang di Jawa Barat pada masa ekspansi Kesultanan Mataram pada abad ke-17, meskipun sebenarnya beberapa pengaruh warisan budaya Hindu masih bertahan di beberapa tempat di Jawa Barat sebagai bekas wilayah Kerajaan Sunda Pajajaran. Pakem dan jalan cerita wayang golek sesuai dengan versi wayang kulit Jawa, terutama kisah wayang purwa (Ramayana dan Mahabharata), meskipun terdapat beberapa perbedaan, misalmya dalam penamaan tokoh-tokoh punakawan yang dikenal dalam versi Sundanya. Adapun kesenian wayang kayu berbahasa Jawa saat ini dapat dijumpai bentuk kontemporernya sebagai Wayang Menak di wilayah Kudus dan Wayang Cepak di wilayah Cirebon, meski popularitasnya tidak sebesar wayang golek purwa di wilayah Priangan.
14.  Pertunjukan seni wayang golek mulai mendapatkan bentuknya yang seperti sekarang sekitar abad ke-19. Saat itu kesenian wayang golek merupakan seni pertunjukan teater rakyat yang dipagelarkan di desa atau kota karesidenan. Selain berfungsi sebagai pelengkap upacara selamatan atau ruwatan, pertunjukan seni wayang golek juga menjadi tontonan dan hiburan dalam perhelatan tertentu.
15.  Sejak 1920-an, selama pertunjukan wayang golek diiringi oleh sinden. Popularitas sinden pada masa-masa itu sangat tinggi sehingga mengalahkan popularitas dalang wayang golek itu sendiri, terutama ketika zamannya Upit Sarimanah dan Titim Patimah sekitar tahun 1960-an.
16.  Wayang golek saat ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat, yang memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material. Hal demikian dapat kita lihat dari beberapa kegiatan di masyarakat misalnya ketika ada perayaan, baik hajatan (pesta kenduri) dalam rangka khitanan, pernikahan dan lain-lain adakalanya diriingi dengan pertunjukan wayang golek.
17.  Kini selain sebagai bentuk teater seni pertunjukan wayang, kerajinan wayang golek juga kerap dijadikan sebagai cindera mata oleh para wisatawan. Tokoh wayang golek yang lazim dijadikan cindera mata benda kerajinan adalah tokoh pasanganRama dan Shinta, tokoh wayang terkenal seperti Arjuna, Srikandi, dan Krishna, serta tokoh Punakawan seperti Semar danCepot. Kerajinan wayang golek ini dijadikan sebagai dekorasi, hiasan atau benda pajangan interior ruangan. Adapun di zaman modern ini Wayang golek purna kreasi sudah mulai di kembangkan oleh para pengrajin wayang muda,yang tetap tidak menghilangkan pakem dari Wayang golek purwa, di ataranya ada pengarajin Wayang Golek Evolution,Caraka Wayang Indonesia (CWI) dan lain-lain.
18.  Pada tahun 2015 perkembangan wayang golek sudah semakin berkembang, salah satu pencetus perkembangan wayang golek di kota kembang adalah Yayasan Citra Dangiang Seni. Yayasan tersebut mempunyai fungsi sebagai lembaga pengembangan dan pelestarian seni budaya tradisional khususnya yang berada di tradisi seni sunda atau Jawa Barat.Yayasan Citra Dangiang Seni ini mengembangkan wayang golek sebagai media pembelajaran bagi anak-anak sekolah guna meningkatkan pemahaman tentang seni budaya tradisional serta salah satu bentuk untuk mengenali dan mencintai budaya sendiri. Wayang golek tersebut mengalami metamorfosis mengikuti perkembangan zaman, pengembangan dari wayang tersebut diberi nama oleh Yayasan Citra Dangiang Seni tersebut sebagai"Wayang Techno CDS".
19.  Yayasan Citra Dangiang Seni ini akan melaunchingkan salah satu produk unggulan mereka mengenai pengembangan dari seni budaya tradisional tersebut. Produk unggulan tersebut adalah "Wayang Techno CDS". "Wayang Techno CDS" ini akan dicoba di tampilkan di RRI Bandung tepatnya di Gedung Auditorium "LOKANTARA BUDAYA" RRI Bandung yang beralamat di jl. Dipenogoro No.61 Bandung, untuk di pertunjukan kepada siswa-siswi SMP se-Kota Bandung untuk sesi perdana mereka sebagai model / media pembelajaran penumbuhkembangan karakter melalui mata pelajaran seni budaya dan bahasa sunda (mulok). Konser tersebut akan diselenggarakan pada tanggal 25 Maret s/d 30 April 2015.
20.  "Wayang Techno CDS" adalah sebuah seni pertunjukan wayang golek kontemporer yang mengedepankan teknologi di dalam pertunjukannya. Seni pertunjukan wayang golek techno ini adalah sebuah maha karya yang inovatif dan atraktif dari sebuah pengembangan seni budaya tradisional yang di kemas semenarik mungkin supaya dapat di terima oleh semua lapisan masyarakat.
21.  Pagelaran "Wayang Techno CDS" ini pertama kali di pertunjukan di Kota Bandung untuk di konsumsi oleh siswa-siswi SMP dengan tujuan untuk memperkenalkan pentingnya pendidikan seni budaya tradisional yaitu dengan media wayang golek. "Wayang Techno CDS" ini akan di pertunjukan oleh Ki Dalang Asep Aceng Amung Sutarya sebagai salah satu seniman binaan Yayasan Citra Dangiang Seni yang dipelopori oleh Cecep Dadi Setiadi, S.Pd.
22.  Dalam pertunjukan ,"Wayang Techno CDS" pengembangan dari unsur wayang golek, dan di iringi musik sepanjang pertunjukan.Yang membuat "Wayang Techno CDS" berbeda adalah pertunjukan dalam adegan per adegan wayang tersebut menggunakan multimedia dari pengemasan layar latar belakang dengan animasi latar tempat sesuai adegan, serta di imbangi oleh lighting dan sinar laser pada setiap adegan ceritanya, selain itu juga yang membedakan pertunjukan wayang ini adalah menggunakan sound sytem disertai sound effect yang mendukung adegan pertunjukan wayang golek tersebut.

Tokoh Wayang Golek

Perkembangan wayang golek pada dari abad 19 hingga abad ke 20 tidak lepas dari para Dalang yang terus mengembangkan seni tradisional ini, salah satunya Ki H. Asep Sunandar Sunarya yang telah memberikan inovasi terhadap wayang golek agar bisa mengikuti perkembangan zaman, salah satu kreativitasnya yaitu si Cepot di mana di tangan dia kini wayang golek tidak hanya seni yang dikatakan kuno. tapi seni tradisional yang harus dikembangkan di era modern sekarang ini.

Wayang golek dalam dunia hiburan

Dalam dunia hiburan, wayang golek muncul dalam berbagai acara televisi. Salah satu acara yang populer menampilkan wayang golek, Bukan Sekedar Wayang di NET. yang ditayangkan sejak 2014 hingga sekarang. Pemerannya adalah Suleyang juga populer di acara Opera Van Java dan PAS Mantab. Dia juga sebagai pembawa acara Ini Talkshow di NET..


Dalang

Dalang adalah sebutan untuk orang yang memainkan wayang, ada beberapa arti dari kata dalang itu sendiri diantaranya:
1. Dalang asal kata dari dalung/blencong/lampu = alat penerang. Dengan alasan demikian, maka fungsi dalang dalam masyarakat adalah sebagai juru penerangan, atau lebih tegasnya dalang adalah orang yang memberi penerangan dan bimbingan bagi masyarakat yang tingkatan sosialnya beraneka ragam.
2. Dalang berasal dari kata : dal adalah kependekan dari kata ngudal = mengucapkan; dan lang kependekan dari kata piwulang = piwuruk = petuah/nasihat. Hal ini adalah mitologi rakyat. Dengan demikian dapat diartikan bahwa dalang adalah orang yang memberi nasihat/petuah. Di sini fungsi dalang adalah sebagai pendidik/pembimbing masyarakat atau guru masyarakat.
3. Dalang berasal dari kata da = veda = pengetahuan dan lang = wulang. Dalang adalah pengetahuan mengajar, di sini dalang dapat diartikan sebagai guru masyarakat.
4. Dalang berasal dari kata talang = alat penghubung untuk mengalirkan air. Dalam hal ini dalang bertugas sebagai penghubung/penyambung lidah, baik pesan dari pemerintah kepada masyarakat, maupun sebaliknya.
5. Dalang adalah pemimpin, penyusun naskah, produser, juru cerita dan memainkan wayang. Pendapat ini dikemukakan oleh Claere Holt (seorang sarjana Barat) dalam bukunya : Art In Indonesia Continintees, and Change, 1960.
6. Dalang adalah seniman pengembara, sebab apabila mengadakan pementasan tidak hanya di satu tempat, tapi berpindah-pindah. Menurut Drs. Sudarsono, pendapat ini dikemukakan oleh Hazou (seorang sarjana Barat juga).
7. Dalang berasal dari kata dal = dalil-dalil, dan lang = langgeng. Ini adalah pendapat seorang dalang kasepuhan dari Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon, yang bernama Dulah. Dengan demikian dapat diartikan bahwa dalang adalah seorang yang memberi dalil-dalil atau petuah-petuah/wejangan/wejangan selama hidupnya. Di sini fungsi dalang adalah sebagai pendidik/pembimbing masyarakat atau guru masyarakat.
8. Dalang adalah seorang aktor/aktris yang memainkan pagelaran wayangnya menurut ilmu dan tata cara yang telah ditentukan. Definisi ini dikemukakan oleh Juju Sain Martadinata, Alm. (eks Guru Kokar / SMKI Bandung).
9. Dalang berasal dari kata Dalilun lamnya ada dua yang satu lamnya dihilangkan dan ganti oleh tasjid menjadi dala. Menurut ahli sorop dala ya dulu dilalatan fa-hua daa-lun. Isimnya isim fa’il artinya petunjuk. Pendapat ini dikemukakan olehAsep Sunandar Sunarya (dalang legendaris tanah Pasundan)