Selamat Datang Di Radio Toe Pro FM 98,5 MHz Edas ...Tandang Rumawat Budata Karawang

Get the Flash Player to hear this stream.

Popular Posts

Tags

Showing posts with label Magaji. Show all posts
Showing posts with label Magaji. Show all posts

Sunday, September 25, 2016

Berbaik Sangka Kepada Allah SWT

Alhamdulillah

Pertama:

Berprasangka baik kepada Allah Ta’ala merupakan ibadah hati yang mulia. Belum banyak orang memahami dengan sebenarnya. Akan kami jelaskan menurut keyakinan ahlu sunnah wal jamaah dan sesuai dengan pemahaman salaf, baik ucapan maupun perbuatan.

Sesungguhnya berprasangka baik kepada Allah Ta’ala yakni meyakini apa yang layak untuk Allah, baik dari nama, sifat dan perbuatanNya.  Begitu juga meyakini apa yang terkandung dari pengaruhnya yang besar. Seperti keyakinan bahwa Allah Ta’ala menyayangi para hamba-Nya yang berhak disayangi, memaafkan mereka dikala bertaubat dan kembali, serta menerima dari mereka ketaataan dan ibadahnya. Dan meyakini bahwa Allah Ta’ala mempunyai  berbagai macam hikamh nan agung yang telah ditakdirkan dan ditentukan.

Siapa yang mengira bahwa husnuzhan kepada Allah tidak perlu diimbangi dengan perbuatantelah keliru dan salah, serta tidak memahami ibadah ini dengan cara yang benar. Tidak bermanfaat berprasangka baik dengan meninggalkan kewajiban atau dengan melakukan kemaksiatan. Barangsiapa yang berprasangka seperti itu maka dia termasuk terpedaya, memiliki pengharapan yang tercela serta  keinginan yang mengada-ada dan merasa aman dari azab Allah. Semuanya itu membahayakan dan membinasakan.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: “Telah jelas perbedaan antara husnuzhan dan ghurur (terpedaya  diri sendiri). Berprasangka baik mendorong lahirnya amal, menganjurkan, membantu dan menuntun untuk melakukannya. Inilah sikap yang benar. Tapi kalau mengajak kepada pengangguran dan bergelimang dalam kemaksiatan, maka itu adalah ghurur (terpedaya diri sendiri). Berprasangka baik itu adalah pengharapan (raja), barangsiapa pengharapannya membawa kepada kataatan dan meninggalkan kemaksiatan, maka itu adalah pengharapan yang benar. Dan barangsiapa yang keengganannya beramal dianggap sebagai sikap berharap, dan sikap berharapnya berarti  enggan beramal atau meremehkan, maka itu termasuk terpedaya.‘ (Al-Jawab Al-Kafi, hal. 24)

Syekh ShAleh Al-Fauzan hafizahullah berkata: “Prasangka yang baik kepada Allah seharusnya disertai meninggalkan kemaksiatan. Kalau tidak,maka itu termasuk sikap merasa aman dari azab Allah. Jadi,  prasangka baik kepada Allah harus disertai dengan melakukan sebab datangnya kebaikan dan sebab meninggalkan kejelekan, itulah pengharapan yang terpuji. Sedangkan prasangka baik kepada Allah dengan meninggalkan kewajiban dan melakukan yang diharamkan, maka itu adalah pengharapan yang tercela. Ini termasuk sifat merasa aman dari makar Allah." (Al-Muntaqa Min Fatawa Syekh Al-Fauzan, 2/269)

Kedua:

Seharusnya, seorang muslim senantiasa berprasangka baik kepada Allah Ta’ala. Ada dua tempat yang selayaknya seorang muslim memperbanyak khusnuzhan kepada Allah.

Pertama: Ketika menunaikan ketaatan (kepada Allah).

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,  

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً  (رواه البخاري، رقم  7405 ومسلم ، رقم 2675 )

“Allah Ta’ala berfirman, 'Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675)

Dapat diperhatikan dalam hadits ini, hubungan yang sangat jelas sekali antara husnuzhan dengan amal.  Yaitu mengiringinya dengan mengajak untuk mengingat-Nya Azza Wa Jalla dan mendekat kepada-Nya dengan ketaatan.

Sunday, September 18, 2016

Cinta Tidak Harus Terucap

CINTA TIDAK HARUS MENGUCAPKAN
I LOVE U

50 tahun yg lalu ...
Ketika ia melamar istrinya, hanya berkata:
Percayalah padaku, aku akan membahagiakanmu.

40 tahun yg lalu ...
Ketika istrinya melahirkan putri pertamanya, ia berkata padanya:
Menyusahkanmu, tapi aku bersamamu...

20 tahun yg lalu ...
Hari ketika putri mereka menikah, lengannya merangkul bahu istrinya dan berkata: Masih ada aku di sisimu...

Tahun lalu ...
Hari ketika ia menerima kabar kondisi istrinya kritis, ia berulang kali mengatakan: Aku di sini.

Hari ini, istrinya telah pergi ...
Dia menahan air mata mencium kening istrinya dan berkata: Tunggu aku...

Sepanjang hidup ini, ia tdk pernah mengatakan kepada istrinya,
"Aku mencintaimu".

Namun CINTAnya, tdk pernah hilang dan dgn caranya sendiri ia MENGUNGKAPKAN serta MEMBUKTIKAN cintanya.

CINTA SEJATI adalah sebuah tindakan, bukanlah bahasa......

Lebih baik mencintai SEPENUH HATI dgn PERBUATAN daripada mengatakan "I love you" seratus kali.....

Milikilah TINDAKAN KASIH dan BUKAN KATA-KATA KASIH, .....
seperti DIA yg MAHA CINTA...
setiap hari mengasihi kita dgn BERKAT dan PERTOLONGAN-NYA, kendati DIA tak pernah mengatakan I love you pada kita umatNya.

Peliharalah KASIH DIA sepanjang waktu, tdk perlu dgn sesuatu yg hebat, cukup dgn KESEDERHANAAN, KETULUSAN dan KESETIAAN yg diberikan secara hebat.

Sungguh Cinta KasihNYA adalah karuniaNYA dan senantiasa selalu menyertai kita sebagai Makhluk CiptaanNYA......

Sungguh Kita Makhluk lemah yang tak bisa memberikan cinta sempurna tanpa DIA yg Maha Cinta berkehendak untuk mencintai.....

Jangam pernah merasa telah memberikan Cinta karena Cinta adalah 100% milikNYA seutuhnya.....dan DIA mencintai DIRINYA sendiri dengan CaraNYA.......

Maka DIA selalu meletakkan CintaNYA setelah NamaNYA dalam Bismillaahirrohmaanirrohiim.....
Dan Rohmaan Rohiim adalah CINTANYA..

Shollu 'ala Rosulillah saw.

Subki Al Bughury

Didiklah Anak Perempuan Untuk Percaya Diri Sebagai Muslimah

DIDIKLAH anak perempuan untuk percaya diri sebagai Muslimah.

Bahwa wanita itu ga usah centil.

Ga ada yang harus dipamerkan demi mendapat perhatian siapapun atau demi mendapatkan apapun.

Ga ada yang harus dipikirkan berlebih-lebihan mengenai fisik yang mungkin tidak sesuai dengan standar orang kebanyakan.

Senantiasa ajarkan bersyukur atas smua kondisi yang diberikan Allah baik fisik maupun batin.

Sehingga anak tidak menjadi wanita-wanita galau yang hanya memikirkan bagaimana cara menjadi cantik putih tinggi langsing berambut lurus atau aneka trend menyesatkan.

Senantiasa "doktrinkan” mengenai hijab, akhlak, cara bergaul dengan perempuan dan laki-laki yang jelas batasannya, tekankan itu semua perintah Allah dan RasulNya maka tidak ada tawar menawar.

Sehingga anak saat baligh tidak terjebak berpikir bahwa hijab itu menunggu hidayah, boleh ditunda, apalagi menganggap itu pilihan.

Juga tidak terjebak pada cinta-cinta hawa nafsu yang tidak pada tempatnya.
Ingat dosa anak yang sudah baligh mengalir untuk orangtuanya jika kita lalai mendidik.

Ingatkan bahwa ia akan menjadi sebaik-baik perhiasan hanya jika menjadi wanita solehah.

Dan akan menjadi seburuk-buruk fitnah jika jauh dari ketaatan pada Allah.

Tidak ada keuntungan dunia apalagi akhirat dengan menggadaikan diri pada hal-hal yang sifatnya dunia.
Tidak ada keuntungan bagi orangtuanya memiliki anak dengan segudang kelebihan jika tidak taat pada aturan Allah.

Anak bisa membawa ke surga.

Anak juga bisa membawa ke neraka.

Sama-sama pengingat sendiri juga.

Masyaallah.

Banyak miris akhir-akhir ini.
Dunia ini hanya sementara, Nak...

Toh kamu akan terlihat cantik berbalut ketaqwaan.

Hanya saja memang tidak semua orang bisa menikmati kecantikanmu.

Banyaknya aturan dari Rabb yang sangat menyayangimu sebenarnya demi kebaikan dan kemuliaanmu sendiri.

Memang aturan terkadang terasa bagaikan di penjara.

Tapi jika kita ikhlas menjalani, sama-sama lulus di sini....insyaallah kita kelak bersenang-senang di surga.

Barakallaahu fiik.

Saturday, September 10, 2016

KEUTAMAAN PUASA ARAFAH

KEUTAMAAN PUASA ARAFAH

Salah satu amalan utama di awal Dzulhijjah adalah puasa Arafah, pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini memiliki keutamaan yang semestinya tidak ditinggalkan seorang muslim pun. Puasa ini dilaksanakan bagi kaum muslimin yang tidak melaksanakan ibadah haji.

Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

?“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Imam Nawawi dalam Al Majmu’ (6: 428) berkata, “Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulamaSyafi’iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ secara ringkas dan ini juga menurut ulama Syafi’iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.”

Mengenai pengampunan dosa dari puasa Arafah, para ulama berselisih pendapat. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah dosa kecil. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika bukan dosa kecil yang diampuni, moga dosa besar yang diperingan. Jika tidak, moga ditinggikan derajat.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 51) Sedangkan jika melihat dari penjelasan Ibnu Taimiyah rahimahullah, bukan hanya dosa kecil yang diampuni, dosa besar bisa terampuni karena hadits di atas sifatnya umum. (Lihat Majmu’ Al Fatawa, 7: 498-500).

☝�� “Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah (harta amat berharga di masa silam, pen).” (Muttafaqun ‘alaih).

broadcasted by islam itu indah..

Thursday, September 8, 2016

Jalan Kemesraan

JALAN KEMESRAAN.

“Manakala makhluk Allah membuatmu merasa gentar  maka ketahuilah  bahwa sesungguhnya Allah hendak membukakan pintu kemesraan denganNya kepadamu”.

Kemesraan ilahiyah terkadang muncul ketika seseorang menghadapi kegentaran dengan sesama makhluk yang membuatnya lari kepada Allah, dengan menggantungkan masalahnya kepada Allah Ta’ala dan pada saat rasa butuhnya begitu menguat maka ia dapatkan kemesraan kepada Allah secara total.

Al-Qadhy Abdurrahim al-Qusyairy ra, mengatakan: “Kemesraan adalah kegembiraan rahasia jiwa, tanpa terlibatnya hati dalam urusan makhluk. Kemesraan adalah kehidupan hati dengan kemuliaan qurb (kedekatan).
Kemesraan adalah sejuknya kehidupan dengan keleburan kedekatan padaNya.
Kemesraaan adalah ekstase atau keadaan di luar kesadaran diri  pada Sang Kekasih  dengan tanpa mengintaiNya. Kemesraan  di bawah wushul ( Arti kata wushul yaitu sampai kepada tujuan) dan di atas angan.”

Diantara Jalan Kemesraan adalah rasa mencekam yang muncul akibat interaksi dengan sesama makhluk yang menimbulkan berbagai masalah dalam hidupnya, sehingga hamba lari dari makhluk menuju Allah Ta’ala.  Wujud pelariannya bukannya ia anti terhadap makhluk, tetapi hatinya sama sekali tidak berkait dengan mereka, hanya kepada Allah Azza wa-Jalla.

Terkadang manusia enggan melepaskan bebannya dalam jiwanya, dengan berbagai alasan keluhan, rasa jengkel, rasa dendam, rasa gelisah, yang sengaja dipeliharanya, padahal Allah menunggu para hambaNya untuk segera datang kepadaNya.

Beliau melanjutkan:
“Sepanjang (manakala) dirimu mengucapkan keinginan (melalui doa) sesungguhnya Allah hendak memberimu anugerah.”

Namun ungkapan itu sebagai wujud dari ubudiyah, berdoa dalam rangka meraih rasa butuh kepada Allah Ta’ala. Doa sebagai pertanda, bahwa anugerah Allah bakal tiba, dimana kehendak anda didahului oleh KehendakNya.

Dalam sebuah riwayat dari Abdullah bin Umar ra,  bahwa Rasulullah saw, bersabda:
“Siapa yang di izinkan dirinya untuk berdoa kepadaNya, maka pintu-pintu rahmat dibukakan padanya, dan tak ada yang lebih dicintai oleh Allah dari pada memohon kepada Allah ampunan dan kesejahteraan.”

Karena itu sebagai hamba harus berdoa, karena berdoa itu pertanda turunnya anugerah. Sekaligus menjaga rasa butuh kita kepada Allah, bukannya memaksa Allah mengikuti selera kita, karena hakikatnya kehendak Allah menurunkan anugerah itu lebih dahulu ketimbang doa kita.