Kesenian Topeng Banjet adalah kesenian tradisional yang termasuk kedalam teater tradisional. Kesenian Topeng Banjet merupakan seni pertunjukan rakyat yang diawali dengan lawakan dengan Topeng Banjet kemudian diteruskan dengan pertunjukan seni drama tradisional. Topeng Banjet adalah kesenian tradisional khas Kabupaten Karawang. Menurut sejumlah tokoh, penamaan Topeng Banjet hanya berupa istilah untuk membedakan topeng tradisional dengan topng daerah Indramayu, Cirebon dan Jawa yang mengamen hingga pesisir Karawang.
Topeng Banjet sangat khas dengan bahasa sundanya yang kasar dan waditra pengiringnya. Waditra atau pengiring Topeng Banjet sangat khas terdapat pada kendang, kecrek, dan goong buyung (gong kecil). Musik Topeng Banjet dimainkan menyerupai suara bancet (sejenis katak) bersahutan.
Pada masa sekarang dalam pementasan kesenian Topeng Banjet tidak ada pemain yang memakai Topeng namun pada masa silam dalam sebagian pementasannya ada yang menggunakan Topeng, yaitu pada babak Ngajantuk dan babak Ngedok. Pemakain topeng ini hanya sampai tahun 1949, sebab semenjak itu dilarang oleh penguasa setempat pada masa itu (Batalion X). Dengan dihapusnya pemakaian topeng itu maka hapuslah babak Ngajantuk itu sampai sekarang. Walaupun demikian pemakain kata Topeng tetap dipakai untuk penamaan kesenian Topeng Banjet.
Sepanjang sejarah perkembangan Topeng Banjet telah mengalami beberapa perubahan, meskipun secara umum masih bersifat tradisional. Busana yang dipakai oleh nayaga umumnya pakaian bebas (seadanya), bahkan pada masa silam ada yang cukup memakai kaos oblong saja dan pakaian luar biasanya dibungkus dengan sarung yang dikaitkan di pinggangnya.Pada masa kini telah dimulai ada perubahan yaitu pada beberapa grup kesenian Topeng Banjet telah memakai pakaian seragam (kostum) khususnya bagi para nayaga. Pakaian pelawaknya juga bebas, ada kalanya pelawak laki-laki pada jaman dahulu yang sama sekalai tidak memakai baju dan bagian bawah cukup bersarung tenun saja. Pemeran Si Jantuk biasanya berikut kepala atau berkopiah dan memakai jubah/mantel dan membawa tiruan golok dari kayu. Sedangkan pakaian ronggeng (Topeng) yaitu disamping pakaian biasa, berkebaya yang tangannya sampai di tengah pergelangan (tangan pendek) memakai kainpanjang sampai ujung kaki, pinggimya tidak dilipat-lipat.
Pada masa lalu kesenian Topeng Banjet berfungsi sebagai pelengkap upacara-upacara tradisional seperti di dalam kegiatan panen padi. Pada perkembangan selanjutnya, fungsi kesenian Topeng Banjet yaitu digunakan dalam kegiatan lainnya seperti dalam acara hiburan hajatan perkawinan, khitanan, acara penyambutan tamu, pesta-pesta, juga pada acara hiburan peringatan hari-hari nasional, serta hiburan lain, seperti kegiatankegiatan festival di berbagai tempat. Kesenian Topeng Banjet juga berkembang menuju profesionalisme karena sering diundang dalam suatu kegiatan dengan memperoleh imbalan. Namun, pada hakekatnya Topeng Banjet dimaksudkan untuk menyampaikan pesan-pesan heroik melalui cerita dan lawakan.
Begitu kaya ragam budaya Indonesia, mari lestarikan dengan senantiasa ikut menjaganya. Agar anak cucu kita nantinya masih dapat melihat seni dan budaya Indonesia yang tidak hanya indah namun juga memberikan pelajaran-pelajaran hidup melalui cerita dan lawakan seperti kesenian Topeng Banjet. (rzl)
sumber : hastabanana101.blogspot
No comments:
Post a Comment