Kabupaten Karawang sebagai lumbung padi mempunyai peran penting dalam menjaga swasembada beras nasional demi menjaga swasembada beras nasional Kabupaten Karawang, presiden menginstruksikan untuk menghasilkan target surplus beras nasional 10 juta ton dan Kabupaten Karawang harus memenuhi target surplus gabah sebesar 1,5 juta ton/tahun. Keberadaan Kabupaten Karawang sebagai lumbung padi mulai terancam seiring berkembangnya sektor industri dan perembangan permukiman yang menyebabkan alih fungsi lahan sawah. Perkembangan penggunaan lahan di Kabupaten Karawang semakin tinggi dikarenakan Kabupaten Karawang akan menjadi kawasan strategie ekonomi dampak dari perkembangan wilayah di sekitarnya (Jabodetabek). Alih fungsi lahan sawah ke penggunaan lainnya akan mengakibatkan berkurangnya produksi padi sawah. Metode pendekatan studi dalam penelitian ini berdasarkan pada aspekaspek yang berpengaruh dan menjadi bahan untuk melakukan analisis antara lain :I tinjauan terhadap aspek fisik lahan termasuk alih fungsi lahan sawah serta dampak wilayah sekitarnya dan identifikasi kebutuhan air irigasi di Kabupaten karawang. serta tinjauan terhadap kebutuhan beras saat ini, terkait kebutuhan beras penduduk kabupaten karawang serta suplai beras untuk nasional. Model analisis yang digunakan dalam studi ini adalah analisis proyeksi penduduk, analisis surplus defisit dan analisis ketersediaan air irigasi metoda pendekatan yang dipakai untuk analisis ketersediaan air irigasi adalah metoda pendekatan agrohidrologi. Agrohidrologi perhitungan didasarkan pada data agroklimat, yaitu data kebutuhan tanaman akan air dalam hubungannya dengan lingkungan iklim dan tanah. Beberapa upaya yang harus dilakukan agar Kabupaten Karawang tetap berpredikat sebagai lumbung padi nasional antara lain : menetapkan luasan dan lokasi lahan sawah yang tidak boleh beralih fungsi, memperluas lahan sawah ke wilayah yang didukung oleh keberadaan air, meningkatkan produktvitas tanah dan meningkatkan intensitas pertanaman. Berdasarkan data produksi padi pada tahun 2013 sebesar 1.351.668 ton/tahun nilai surplus gabah sebesar 942.154 ton/tahun dengan intensitas pertanaman 1,97 kali dalam 1 tahun ini belum mencapai target 1,5 juto ton gabah/tahun. Nilai surplus Kabupaten Karawang cenderung menurun dan menjauh dari target 1,5 juta ton gabah. Upaya lain adalah meningkatkan intensitas pertanaman secara maksimal, peningatan intensitas pertanaman akan meningkatkan nilai produksi padi secara otomatis nilai surplus meningkat, dalam meningkatkan intensitas pertanaman ini perlu didukung oleh ketersediaan air yang mengaliri lahan sawah di Kabupaten Karawang. Arah pembangunan pertanian harus dirubah, petani bukan lagi sebagai objek tetapi harus sebagai subjek serta perlu ada insentif baik berupa subsidi input maupun output bagi petani demi menjaga lahan – lahan sawah Kabupaten Karawang dalam upaya mempertahankan Kabupaten Karawang sebagai lumbung padi.
No comments:
Post a Comment